[tentoinfo™ | info dalam ringkasan 10]

Mouse Handphone

Rabu, 17 Oktober 2012 | komentar



Ketika di kantor yang lama, saya seringkali diberi peringatan oleh atasan karena kinerja yang kurang memuaskan. Setelah itu saya mencoba memperbaiki diri dengan cara selalu berpura-pura rajin untuk “menjilat” atasan saya itu. Setiap hari saya selalu mencoba tampil sibuk dengan muka berkerut, lengkap dengan mata yang lekat tak pernah lepas dari layar komputer.

Sampai pada suatu sore, kebetulan di kantor hanya tinggal saya dan atasan, sedangkan pegawai lain sudah lebih dulu pulang. Untuk menjalankan misi pura-pura rajin, saya sengaja tak pulang seolah masih sibuk megerjakan tugas kantor. Saya pun berakting pura-pura menelepon beberapa klien dengan suara keras, berharap atasan menyangka saya sibuk mencari konsumen.

Setelah saya kira cukup, saya pun menaruh ponsel di dekat mouse komputer, dan mulai membuka situs porno sambil memasang headphone untuk mendengarkan suaranya. Seperti biasa saya sok sibuk membaca file dengan mimik serius. Karena terlalu asyik, saya tak sadar ketika tahu-tahu atasan saya sudah berada di belakang saya.Dengan panik saya mencoba menutup window site yang saya buka dengan cara klik mouse berulang-ulang, tetapi tidak bisa. Atasan saya cuma berkata,”Klik mouse-nya dong, bukan handphone-nya. Dan lain kali kalau menonton film porno, colok dulu kabel speaker-nya supaya satu kantor tidak perlu ikut mendengar!” Ternyata saya tidak sadar kalau kabel headphone yang saya pakai lupa dicolokkan ke port-nya. Keesokan harinya saya pun dipanggil dan resmi mendapatkan surat peringatan dari perusahaan.(Joy, Jakarta)

Ide Bikin Malu

| komentar



Suatu ketika perusahaan kami dapat proyek untuk membuat iklan minuman suplemen khusus pria. Pimpinan tim kami orangnya judes, tapi manis. Diana nama leader kami, mengadakan meeting tim. Ketika diberi waktu untuk memikirkan ide terbaik, semua saling melontarkan ide, hingga ruang meeting menjadi ramai.
Sialnya saya ingin kentut. Saya pikir kalau ditahan sambil dikeluarkan pelan-pelan, kentut saya nggak akan terdengar. Sampai saya pikir saatnya tepat, saya bulatkan tekad buat kentut. Mendadak isi ruangan tiba-tiba kompak terdiam seperti sudah janjian. Walhasil kentut saya terdengar merdu oleh semuanya. Mereka tertawa dan saya keluar ruangan sambil menahan malu  dan Diana dibelakang saya bilang,”Ide kamu, terdengarnya enak tapi baunya busuk!” Malunya bukan kepalang!.(Yanuar, Bekasi)

Janji Seorang Pemabuk

| komentar (1)



           Alkisah, ada seorang pemabuk berjalan sempoyongan pulang ke rumah di malam hari. di tengah jalan, ia dicegat oleh dua orang  perampok. “Serahkan semua uangmu!” kata salah satu dari perampok.

             Si pemabuk dengan gemetar meraba-raba kantung bajunya untuk mencari sisa uang yang barangkali masih ada. Dengan setengah sadar, ia masih ingat sepertinya masih punya uang di kantung bajunya. Tapi ia heran karena tangannya tak menemukan apa-apa.

“Kalau kamu tidak menyerahkan uangmu, kamu akan kami bunuh!” perampok kedua mengancam sambil menempelkan ujung pisaunya di leher si pemabuk. dengan gemetar, si pemabuk menjawab,“Beri aku waktu sebentar”. 

Perampok itu menarik kembali pisaunya. Pemabuk itu lalu berlutut di tanah, kedua telapak tangannya menengadah ke langit. Ia berdoa di dalam hati,”Tuhan tolonglah aku. Jika Engkau selamatkan aku dari para perampok ini, aku berajanji tidak akan mabuk-mabukan lagi.”

Begitu selesai berdoa, ia merasa ada yang jatuh dari dalam bajunya. Ternyata sekeping uang perak. Menyadari bahwa ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan, ia segera melanjutkan, “Tuhan lupakan doaku.”

Perkelahian Di Pesta Pernikahan

Senin, 15 Oktober 2012 | komentar



Suatu sore pesta pernikahan yang seharusnya dipenuhi keceriaan tiba-tiba berantakan. Semua orang di pesta tersebut malah saling pukul-pukulan dan tendang-tendangan sampai akhirnya pak polisi datang dan membawa semua orang di pesta tersebut untuk diinterogasi. Saat di kepolisian, semua pihak menyatakan asal mula perkelahian adalah sang pengantin pria dan pria pendampingnya.

Pak polisi pun menanyai mereka berdua,”Tolong ceritakan apa yang terjadi!” Si pria pendamping menjawab,”Masalahnya sebenarnya sepele, Pak. Saya hanya berdansa dengan pengantin wanita dan sebelumnya sudah minta izin ke dia (menunjuk si pengantin pria).” Sang pengantin pria menimpali,”Tapi dia kurang ajar, Pak.”

            Si pendamping membela diri,”Saya minta izin untuk berdansa dengan pengantin wanita. Satu lagu, dua lagu, dan saat lagu ketiga tiba-tiba dia tendang “anu” istrinya dengan keras (ouch!).” Pak polisi sambil meringis,”Wah, pasti sakit sekali rasanya!” Si pendamping menimpali lagi,”Buat pengantin wanita si nggak. Tapi tiga jari tangan saya patah gara-gara tendangan itu.”

Terpaksa Nyirih (TRUE STORY)

| komentar



Masa kuliah dulu, saya dan teman-teman tidak bisa dibilang alim, maklumlah mahasiswa seni. Pernah saat pulang dari kampus kami di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, kami naik mobil menuju kawasan Rawamangun di Jakarta Timur untuk menginap di rumah salah satu teman. Karena mau menginap ramai-ramai, maka kami juga membawa sedikit penambah keceriaan yakni seamplop ganja.

Salah satu teman saya khawatir akan adanya razia polisi karena saat itu sudah tengah malam yang memang dikenal sebagai saatnya biasa polisi melakukan razia. Tiba-tiba saat lewat Jl.Pramuka, di kejauhan kami lihat ada keramaian mobil-mobil yang menepi. Panik, segera saja kami membongkar amplop ganja itu dan mulai memakan serta berjuang untuk menelannya secepat mungkin.

Parahnya di mobil itu minuman yang kami miliki hanyalah sebotol kecil air mineral, jadilah kami terpaksa menahan rasa kering dan mengganjal di leher. Yang lebih sialnya lagi ternyata mobil-mobil yang ramai berhenti itu hanya sekelompok tongkrongan anak muda klub mobil saja.(Rahadian, Depok)


Latihan Terjun Payung

| komentar



            Seorang prajurit menerima tugas dari komandannya untuk latihan terjun payung. Si prajurit bertanya pada komandannya,”Siap Pak!,tapi saya belum pernah terjun payung Pak.” Komandannya berkata,”Oke pertama-tama kamu lompat dan tarik tali di dada kananmu. Kalau tidak keluar parasutnya, tarik tali di dada kirimu. Setelah sampai di bawah ada bus yang akan menjemputmu dan nanti membawamu menuju ke kamp.”

Si prajurit tampak lega, “Dimengerti! Siap Pak laksanakan tugas.” Setelah lompat, dia tarik tali di dada kananya tapi parasutnya tidak keluar, lalu ia tarik tali di dada kirinya juga parasutnya tidak keluar. Dan dia pun bertanya-tanya dalam hati,”Jangan-jangan busnya juga nggak ada.”
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. CerPenDi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template