Garuda di Dadaku bercerita
tentang seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) yang mempunyai
impian masuk timnas U-13 Indonesia, namun sayangnya keinginannya ini ditentang
keras oleh kakeknya yang kolot, Pak Usman (Ikranagara). Tapi
dibantu oleh temannya Heri (Aldo Tansani) yang juga pecinta
sepak bola, Bayu akhirnya berhasil bertemu dengan pelatih sepakbola dan lolos
uji seleksi timnas. Yaa pokoknya inti ceritanya begitulah, si Bayu ini harus
berjuang sekuat tenaga untuk membuat mimpinya menjadi pemain sepak bola hebat
tercapai, meskipun banyak halangan yang harus dihadapi.
Komentar
: Suatu hari di tahun 2009 sepupu saya yang boleh
dibilang lagi “kelebihan” duit mengajak saya dan adiknya untuk nonton film
Garuda Di Dadaku di Cinema21 yang berlokasi di bilangan Setiabudi Jakarta
Selatan. Back to film, ceritanya filmnya
memang klise yaa, tentang seorang anak yang mempunyai impian dan berusaha
mewujudkan mimpinya itu. Tapi filmnya ringan, enak ditonton, cocok buat seluruh
keluarga ! Cara penyajiannya pun tidak ‘kampungan’, pengambilan gambar dalam
film ini juga bagus. Sutradaranya, Ifa Isfansyah saya dengar-dengar baru
menyelesaikan study di Korea Selatan, mungkin hal ini juga yang
membuat film ini terasa ada sentuhan drama Korea-nya sedikit, bumbu komedinya juga sukses membuat saya tertawa.
Menurut saya film ini memiliki deretan pemain yang pas sekali dengan karakter
yang dibawakan, lalu kembali ke masalah pengambilan gambar yang mantap,
didukung dengan soundtrack yang
sesuai, beberapa sindiran kepada pemerintah yang cukup 'nyentil', dan
unsur komedi yang berhasil memberi nilai lebih. Bicara soal nilai lebih, pasti
ada kekurangannya juga, ya kalau cuma kekurangan kecil saja sekiranya tak perlu
saya bahas disini (adegan iklan shampoo Lifeb*uy ya dimaklumi saja),
insan perfilman Indonesia bisa memproduksi film bagus dan enak ditonton seperti
ini saja saya sudah senang sekali. Lagipula tadi sewaktu nonton film ini, emosi
saya berhasil dibuat naik turun, dari mulai tertawa, terharu, sedih, campur
aduk! Padahal biasanya saya paling malas nonton film Indonesia, soalnya sering
rugi, tak ada isinya (hampir) semua. Tapi satu hal yang perlu diketahui, jangan
terlalu berharap banyak untuk porsi sepakbolanya, karena memang sedikit sekali.
Dari yang saya dengar para pecinta sepakbola yang awalnya mengira kalau film
ini 'bola banget' malah kecewa. Karena ya memang ini film
keluarga, namun didukung dengan tema sepak bola, jadi lebih menitikberatkan
pada unsur drama dibanding sepak bola itu sendiri. Buat yang suka malas nonton
film Indonesia (saya termasuk salah satunya nih!), coba dulu deh nonton
film ini, dijamin menghibur kok, lagipula bagus kan jadi sekalian bisa
meningkatkan rasa..hmm.. nasionalisme kita yang sudah mulai
karatan. Kalau tahun 2008 kita ada Laskar Pelangi, 2009 so far Garuda
di Dadaku masih jadi juaranya! :)
Posting Komentar