Kisah film ini terjadi sepuluh
tahun setelah kecelakaan Penerbangan 180, sembilan tahun setelah kecelakaan
mobil Rute 23, dan empat tahun setelah kecelakaan roller coaster wahana Devil's
Flight.
Laurie Milligan (Shantel
VanSanten) dan sahabat karibnya Janet Cunningham (HayLey Webb) sedang menonton
pertandingan nascar bersama pacar mereka masing-masing Nick O'Bannon (Booby
Campo) dan Hunt Wynorski (Nick Zano). Saat sedang menonton, Laurie menyadari
bahwa pacarnya Nick mendapatkan penglihatan yang memperlihatkan secara nyata
bagaimana sebuah mobil terguling dengan kencang dan membuat sebuah kecelakaan
besar, yang mengakibatkan nyaris semua orang yang berada di Podium 180
meninggal dengan mengerikan dan sadis. Kematian-kematian itu masih terlihat
nyata kala Nick menyadari bahwa itu semua hanyalah firasat mimpi yang aneh.
Namun Nick menyadari bahwa nyaris semua kegiatan dan perkataan sama seperti di
mimpinya. Nick menyakini ketiga temannya untuk pergi dan saat itu, beberapa
orang menjadi marah dan membuat keributan, membuat 13 orang memutuskan keluar
dari stadion dan meneruskan masalah. Saat itulah, mobil-mobil meledak
sebagaimana dalam mimpi Nick. Seorang rasis, Carter Daniels (Justin Welborns),
yang menyuruh istrinya Chyn (Lara Grice), untuk tetap di stadion berusaha
kembali sementara Samantha Lane (Krista Allen) memeluk ketiga anaknya serta
suaminya karena selamat, di kejadian tersebut, sebuah ban melayang dan
menghantam kepala Nadya Mon-Roe (Stephanie Honore), mengakibatkan kepalanya hancur
hingga nyonyor
Di malam kedukaan di puing
McKinley Speedway, Carter yang istrinya tidak selamat dari kecelakaan
memutuskan untuk membakar sebuah salib di halaman rumah satpam McKinley, George
Lanter (Mykelti Williamson) (perbuatan ini adalah perbuatan rasis dimana
seorang lelaki yang berpaham rasis membakar salib di rumah orang berkulit hitam
untuk menciptakan teror). Sebelum sempat menyelesaikannya, Carter dengan tidak
sengaja terseret rantai besar di belakang mobil truknya yang menyeretnya ke
jalan, sementara minyak tanah dari belakang rantai mengalir, membuat percikan
listrik rantai berubah menjadi api dan membakar Carter hidup-hidup sebelum
meledak.
Keesokan harinya, Laurie
diterangkan oleh Nick bahwa Nick memimpikan tanda-tanda dalam TKP kematian Carter,
dan di hari yang sama mereka memutuskan untuk meriset melalui internet tentang
keanehan ini. Di hari itu, Samantha yang setelah pergi merias diri di salon,
mati dengan tragis saat sebuah batu terlempar kencang oleh mesin pemotong
rumput, menembus mata Samatha dan mati seketika. Setelahnya Laurie dan Nick
mengundang Janet dan Hunt untuk memercayai mereka, dan ditolak mentah-mentah.
Kemudian Laurie dan Nick berhasil meyakini George untuk memperingatkan kepada
orang-orang yang selamat dari kecelakaan. Andy Kewzer (Andrew Fiscella), pacar
Nadya, mati karena badannya terlempar oleh tabung gas bertekanan tinggi membuat
badannya hancur. Juga saat Jontahan Grove (Jackson Walker), seorang koboi yang
berhasil selamat dari kecelakaan, tertimpa bak mandi di atas bangsal rumah
sakitnya mengakibatkan kematian yang fatal.
Saat itu pula, mereka berpencar,
Laurie dan George mencari Janet sementara Nick mencari Hunt. Janet yang dicekik
sunroof mobilnya sendiri berhasil diselamatkan oleh mobil George dari kawat
pancuran dan Laurie melepaskan cekikan sunroof dileher Janet dengan sepatunya,
namun Nick gagal menyelamatkan Hunt yang tubuhnya tersedot pengering air kolam
renang bertekanan tinggi dan membuat organ dalam tubuhnya terburai. Yakin
menyelamatkan Janet berarti mencurangi Kematian, mereka menganggap segalanya
sudah selesai dan di hari itu sementara George dan Nick berjalan-jalan di
sekitar rumah Nick, Laurie dan Janet pergi untuk menonton sebuah film 3D di
bioskop.
Di jalan, tepat saat menyeberangi
jalan, George tertabrak ambulan dan Nick menyadari semuanya belum selesai, ia
pergi ke mobilnya dan menjuju Mall tempat Laurie dan Janet menonton, saat itu
sebuah kecelakaan terjadi di ruang studio yang belum selesai, api terpercik
disana dan membuat api mulai merambat ke tangki-tangki bensin, sialnya, studio
yang belum jadi itu tepat di belakang studio tempat Janet dan Laurie menonton.
Nick berhasil menyelamatkan Laurie tepat saat ledakan terjadi, Janet meninggal
di bioskop dan Nick berusaha mencari jalan keluar. Di eskalator yang rusak,
Laurie mati tergilas mesin eskalator dan Nick yang masih ketakutan, tersadar
bahwa ia masih ada di jalan, ia masih bisa menyelamatkan Laurie dan Janet
(George tetap mati tertabrak). Kemudian Nick pergi ke studio yang belum jadi
tersebut, dan pada saat terakhir, berhasil memadamkan api yang mulai menjalar.
Seminggu kemudian, ketiganya
sepakat untuk minum bersama di sebuah kafe di pinggir perempatan, Nick
memperingatkan kepada pekerja yang berada di sebuah penyangga besi untuk
memperbaiki kaki penyangga yang lepas. Nick kemudian minum bersama dengan
Laurie serta Janet. Nick menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan kejadian
itu, mulai melihat bahwa semua tanda-tanda kematian terdahulu ada di situ
dengan penglihatan aneh. Ia menyadari bahwa segala bencana dan kecelakaan
sebelumnya hanyalah tipuan dari Kematian untuk menyamarkan kematian sebenarnya
Nick dan kedua temannya, lalu sebuah truk besar menghindari jatuhnya penyangga
besi, membanting setir dan menabrak dinding kaca tempat Nick, Laurie, dan Janet
duduk di sana. Mereka tertabrak dan mengakibatkan ketiganya mati. Mengeliminasi
semua orang yang tahu tentang maksud sebenarnya dari kecelakaan tersebut.
Komentar : Menurut saya The Final Destination menampilkan the best 3D so far.. I mean, efek 3D-nya
ciamik! Kalau dibandingkan dengan My Bloody Valentine jauh lebih bagus.. Tapi yaa itu dia, kalau
dari segi cerita menurut saya ini adalah Final Destination terjelek dibanding
seri 1 - 3 sebelumnya. Efeknya murahan, darahnya terlihat palsu, durasi terlalu
cepat, cara mati para tokohnya juga tak terlalu menegangkan, malah sebagian sudah
tertebak bakal seperti apa. Ditambah lagi dengan akting para pemainnya yang
datar-datar saja, membuat film ini semakin 'biasa'. Sayang sekali, padahal
dengan 3D yang begitu real, efek film ini malah 'lebay' sekali, terkesan cupu
dan murahan. Bahkan semua terkesan terburu-buru,
yang penting mati, the end. Susah
rasanya mengomentari film ini, karena memang Final Destination dari dulu alur
ceritanya ya begini. Saya suka Final Destination pertama yang muncul tahun 2000
dengan Devon Sawa & Ali Larter sebagai bintang utama. Waktu itu sepertinya
saya masih SD, dan Final Destination rasanya sudah keren sekali!. Back to topic, kesimpulannya yaa film
ini termasuk mengecewakan buat saya,
karena saya termasuk 'penyuka' franchise Final Destination. Yaa..sekedar
lumayan saja lah untuk hiburan! Intinya yang memuaskan disini hanya efek 3Dnya,
itu pun kurang banyak porsinya. Kalau anda kurang tertarik dengan versi 3D, lebih
baik nonton dvdnya saja! :)