[tentoinfo™ | info dalam ringkasan 10]

REVIEW FILM : THE FINAL DESTINATION IV

Selasa, 03 Juni 2014 | komentar



Kisah film ini terjadi sepuluh tahun setelah kecelakaan Penerbangan 180, sembilan tahun setelah kecelakaan mobil Rute 23, dan empat tahun setelah kecelakaan roller coaster wahana Devil's Flight.
Laurie Milligan (Shantel VanSanten) dan sahabat karibnya Janet Cunningham (HayLey Webb) sedang menonton pertandingan nascar bersama pacar mereka masing-masing Nick O'Bannon (Booby Campo) dan Hunt Wynorski (Nick Zano). Saat sedang menonton, Laurie menyadari bahwa pacarnya Nick mendapatkan penglihatan yang memperlihatkan secara nyata bagaimana sebuah mobil terguling dengan kencang dan membuat sebuah kecelakaan besar, yang mengakibatkan nyaris semua orang yang berada di Podium 180 meninggal dengan mengerikan dan sadis. Kematian-kematian itu masih terlihat nyata kala Nick menyadari bahwa itu semua hanyalah firasat mimpi yang aneh. Namun Nick menyadari bahwa nyaris semua kegiatan dan perkataan sama seperti di mimpinya. Nick menyakini ketiga temannya untuk pergi dan saat itu, beberapa orang menjadi marah dan membuat keributan, membuat 13 orang memutuskan keluar dari stadion dan meneruskan masalah. Saat itulah, mobil-mobil meledak sebagaimana dalam mimpi Nick. Seorang rasis, Carter Daniels (Justin Welborns), yang menyuruh istrinya Chyn (Lara Grice), untuk tetap di stadion berusaha kembali sementara Samantha Lane (Krista Allen) memeluk ketiga anaknya serta suaminya karena selamat, di kejadian tersebut, sebuah ban melayang dan menghantam kepala Nadya Mon-Roe (Stephanie Honore), mengakibatkan kepalanya hancur hingga nyonyor
Di malam kedukaan di puing McKinley Speedway, Carter yang istrinya tidak selamat dari kecelakaan memutuskan untuk membakar sebuah salib di halaman rumah satpam McKinley, George Lanter (Mykelti Williamson) (perbuatan ini adalah perbuatan rasis dimana seorang lelaki yang berpaham rasis membakar salib di rumah orang berkulit hitam untuk menciptakan teror). Sebelum sempat menyelesaikannya, Carter dengan tidak sengaja terseret rantai besar di belakang mobil truknya yang menyeretnya ke jalan, sementara minyak tanah dari belakang rantai mengalir, membuat percikan listrik rantai berubah menjadi api dan membakar Carter hidup-hidup sebelum meledak.
Keesokan harinya, Laurie diterangkan oleh Nick bahwa Nick memimpikan tanda-tanda dalam TKP kematian Carter, dan di hari yang sama mereka memutuskan untuk meriset melalui internet tentang keanehan ini. Di hari itu, Samantha yang setelah pergi merias diri di salon, mati dengan tragis saat sebuah batu terlempar kencang oleh mesin pemotong rumput, menembus mata Samatha dan mati seketika. Setelahnya Laurie dan Nick mengundang Janet dan Hunt untuk memercayai mereka, dan ditolak mentah-mentah. Kemudian Laurie dan Nick berhasil meyakini George untuk memperingatkan kepada orang-orang yang selamat dari kecelakaan. Andy Kewzer (Andrew Fiscella), pacar Nadya, mati karena badannya terlempar oleh tabung gas bertekanan tinggi membuat badannya hancur. Juga saat Jontahan Grove (Jackson Walker), seorang koboi yang berhasil selamat dari kecelakaan, tertimpa bak mandi di atas bangsal rumah sakitnya mengakibatkan kematian yang fatal.
Saat itu pula, mereka berpencar, Laurie dan George mencari Janet sementara Nick mencari Hunt. Janet yang dicekik sunroof mobilnya sendiri berhasil diselamatkan oleh mobil George dari kawat pancuran dan Laurie melepaskan cekikan sunroof dileher Janet dengan sepatunya, namun Nick gagal menyelamatkan Hunt yang tubuhnya tersedot pengering air kolam renang bertekanan tinggi dan membuat organ dalam tubuhnya terburai. Yakin menyelamatkan Janet berarti mencurangi Kematian, mereka menganggap segalanya sudah selesai dan di hari itu sementara George dan Nick berjalan-jalan di sekitar rumah Nick, Laurie dan Janet pergi untuk menonton sebuah film 3D di bioskop.
Di jalan, tepat saat menyeberangi jalan, George tertabrak ambulan dan Nick menyadari semuanya belum selesai, ia pergi ke mobilnya dan menjuju Mall tempat Laurie dan Janet menonton, saat itu sebuah kecelakaan terjadi di ruang studio yang belum selesai, api terpercik disana dan membuat api mulai merambat ke tangki-tangki bensin, sialnya, studio yang belum jadi itu tepat di belakang studio tempat Janet dan Laurie menonton. Nick berhasil menyelamatkan Laurie tepat saat ledakan terjadi, Janet meninggal di bioskop dan Nick berusaha mencari jalan keluar. Di eskalator yang rusak, Laurie mati tergilas mesin eskalator dan Nick yang masih ketakutan, tersadar bahwa ia masih ada di jalan, ia masih bisa menyelamatkan Laurie dan Janet (George tetap mati tertabrak). Kemudian Nick pergi ke studio yang belum jadi tersebut, dan pada saat terakhir, berhasil memadamkan api yang mulai menjalar.
Seminggu kemudian, ketiganya sepakat untuk minum bersama di sebuah kafe di pinggir perempatan, Nick memperingatkan kepada pekerja yang berada di sebuah penyangga besi untuk memperbaiki kaki penyangga yang lepas. Nick kemudian minum bersama dengan Laurie serta Janet. Nick menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan kejadian itu, mulai melihat bahwa semua tanda-tanda kematian terdahulu ada di situ dengan penglihatan aneh. Ia menyadari bahwa segala bencana dan kecelakaan sebelumnya hanyalah tipuan dari Kematian untuk menyamarkan kematian sebenarnya Nick dan kedua temannya, lalu sebuah truk besar menghindari jatuhnya penyangga besi, membanting setir dan menabrak dinding kaca tempat Nick, Laurie, dan Janet duduk di sana. Mereka tertabrak dan mengakibatkan ketiganya mati. Mengeliminasi semua orang yang tahu tentang maksud sebenarnya dari kecelakaan tersebut.
                                                                                                                       

Komentar : Menurut saya The Final Destination menampilkan the best 3D so far.. I mean, efek 3D-nya ciamik! Kalau dibandingkan dengan My Bloody Valentine  jauh lebih bagus.. Tapi yaa itu dia, kalau dari segi cerita menurut saya ini adalah Final Destination terjelek dibanding seri 1 - 3 sebelumnya. Efeknya murahan, darahnya terlihat palsu, durasi terlalu cepat, cara mati para tokohnya juga tak terlalu menegangkan, malah sebagian sudah tertebak bakal seperti apa. Ditambah lagi dengan akting para pemainnya yang datar-datar saja, membuat film ini semakin 'biasa'. Sayang sekali, padahal dengan 3D yang begitu real, efek film ini malah 'lebay' sekali, terkesan cupu dan murahan. Bahkan semua  terkesan terburu-buru, yang penting mati, the end. Susah rasanya mengomentari film ini, karena memang Final Destination dari dulu alur ceritanya ya begini. Saya suka Final Destination pertama yang muncul tahun 2000 dengan Devon Sawa & Ali Larter sebagai bintang utama. Waktu itu sepertinya saya masih SD, dan Final Destination rasanya sudah keren sekali!. Back to topic, kesimpulannya yaa film ini termasuk mengecewakan  buat saya, karena saya termasuk 'penyuka' franchise Final Destination. Yaa..sekedar lumayan saja lah untuk hiburan! Intinya yang memuaskan disini hanya efek 3Dnya, itu pun kurang banyak porsinya. Kalau anda kurang tertarik dengan versi 3D, lebih baik nonton dvdnya saja! :)

REVIEW FILM : MERANTAU

| komentar



Film dibuka dengan pengenalan tokoh utama, Yuda (Iko Uwais) yang siap meninggalkan tanah kelahirannya karena mengikuti tradisi merantau yang harus dijalankan setiap laki-laki di Minangkabau, Sumatra Barat. Dengan modal silat Harimau yang dikuasainya, akhirnya Yuda pergi merantau ke Jakarta meninggalkan ibunya, Wulan (Christine Hakim) dan kakaknya, Yayan (Donny Alamsyah). Namun hidup di Jakarta tidaklah semudah yang Yuda kira, ia terlunta-lunta tidak mendapat tempat tinggal dan pekerjaan. Lalu nasib mempertemukannya dengan seorang anak yatim piatu bernama Adit (Yusuf Aulia) dan sang kakak yang bekerja sebagai penari bar, Astri (Sisca Jessica). Ketika Astri terlibat masalah karena akan menjadi korban perdagangan perempuan, Yuda pun tidak tinggal diam. Keahlian silatnya dipergunakan untuk menyelamatkan kedua kakak beradik tersebut.



Komentar : Tadinya saya pikir, film apaan nih? Kok judulnya ‘nggak banget’, Merantau (walaupun saya sendiri adalah seorang perantau he..he..). Tapi setelah baca review dan ulasannya, saya malah jadi penasaran seperti apa film ini jadinya nanti. Merantau mengangkat tema yang jarang sekali diangkat yaitu tentang bela diri tradisional Indonesia, Pencak Silat Harimau yang berasal dari Sumatra Barat. Lebih istimewanya lagi, Merantau disutradari oleh Gareth Evans yang berasal dari Inggris. Gareth Evans adalah seorang penulis dan sebelumnya sudah pernah menyutradarai sebuah film dokumenter tentang pencak silat di Indonesia. Menurut saya film ini bagus, dengan durasinya yang termasuk panjang sekitar 2 jam lebih, tapi tidak membuat saya bosan. Meskipun di awal film alur ceritanya agak lambat, tapi mulai tengah menuju akhir, film ini mulai menunjukkan keseruannya. Iko Uwais sang pemeran utama, meskipun belum pernah bermain film layar lebar sebelumnya, tetap memperlihatkan aksi yang menawan. FYI, Iko ini benar-benar atlit pencak silat dari perguruan Tiga Berantai lho! Maka dari itu mungkin hal ini juga yang membuat adegan berantem dalam film terlihat alami. Semua casts di film ini menurut saya pas dengan porsinya masing-masing, mulai dari Christine Hakim yang meski hanya muncul sebentar tapi pesonanya luar biasa, lalu Sisca Jessica yang sukses memperlihatkan emosinya dalam film ini, masih banyak lagi. Banyak yang menyangka kalau film ini hanya akan mengedepankan sisi action atau silatnya saja, padahal sisi dramanya juga ada lho! Di akhir cerita malah perasaan saya ikut terharu terbawa suasana film. Penasaran? Jangan ragu untuk nonton deh! Memang masih belum sempurna kalau dibanding sama film-film action versi Hollywood, tapi sudah jauh lebih baiiiiikkkkk dibanding film laga Indonesia sebelumnya, JAUH! Sayang, sutradaranya bukan orang Indonesia, jadi kita belum bisa terlalu bangga. Tapi tak apalah, ini bisa jadi langkah awal dan motivasi untuk para sutradara lokal supaya semakin banyak membuat film bermutu dengan tema beragam. Jangan cuma horror atau film jual dada dan paha yang tak penting sama sekali. :)

Alasan C*ca~C*la Tak Laku Di Arab

| komentar

Sales Manager Coca-cola pulang ke negerinya setelah gagal memasarkan produknya di Arab. Ia menghadap boss untuk mempertanggungjawabkan kegagalannya.

Boss: "Kau punya prestasi hebat di negara-negara lain, mengapa gagal di Arab, yang negerinya panas dan banyak orang butuh kesegaran minum produk kita?"
Sales: "Saya dulu juga berpikir begitu bos"
Bos: "Lalu apa yang terjadi?"
Sales: "Saya membuat iklan poster besar, saya pasang di seluruh penjuru negeri. Isi poster ada tiga gambar:
Gambar kiri orang kehausan tergeletak terbaring di padang pasir. Gambar tengah orang tersebut minum Coca-cola, dan gambar kanan, orang itu menjadi segar dan berlari di padang pasir".
Bos: Wah, itu ide luar biasa, iklan yang bagus, Lalu kenapa justru gagal?"
Sales: "Tidak ada yang memberitahu klo mereka membaca dari kanan ke kiri...".

la

REVIEW FILM : UP

Senin, 28 April 2014 | komentar



Film ini berkisah tentang Carl Fredricksen(Edward Asner) seorang kakek yang berjiwa petualang dari kecil. Ia dan sang istri mempunyai impian untuk bisa mengunjungi dan tinggal dekat tepi air terjun di Amerika Selatan. Namun sayang sang istri meninggal dunia sebelum impian mereka itu tercapai. Kehidupan tenang Carl yang dijalaninya sendiri sepeninggal istrinya menjadi terusik ketika daerah rumahnya akan dibangun gedung-gedung bertingkat, hanya tersisa rumah Carl. Mau tidak mau Carl terpaksa harus merelakan tanahnya itu. Tapi ia tidak rela meninggalkan rumah kesayangannya! Akhirnya ide gila nan ajaib dijalankan sang kakek, yaitu dengan menggantung beratus-ratus balon gas di atap rumahnya sampai-sampai rumah itu pun terangkat semua dan Carl siap terbang menuju Amerika Selatan berserta harta karunnya yang tinggal satu-satunya itu. Eittsss..ternyata Carl tidak sendiri! Si bocah pramuka lucu bernama Russell (Jordan Nagai) secara tidak sengaja ikut dengan Carl terbang menuju tempat impiian sang kakek. Wahh..pokoknya seru deh perjalanan mereka, dari mulai bertemu dengan burung aneh berwarna-warni, sampai gerombolan anjing yang bisa bicara.(Untuk cerita selengkapnya tonton sendiri ya guys . . . )



Komentar : As I mentioned it to you before,  Pixar animations! Bagi saya masih Pixar jagonya film animasi sampai sekarang. Hal ini diperkuat lagi setelah saya menyaksikan Up. Btw, menurut saya sih bagus yaa, secara Pixar gitu lho! Tapi entah kenapa saya masih lebih prefer ke Finding Nemo atau Wall-E. Hmm . . animasinya Up memang keren dan bagus sekali, two tumbs up! Tapi sepertinya unsur humor yang ada disini kurang menggelitik dibandingkan dengan kedua judul yang saya sebut tadi. Lucu sih, tapi kurang. Tapi film ini mempunyai makna yang bagus kok. Terus saya juga salut, karakter kakek tua galak pun ternyata bisa dibuat agar disukai. Si bocah gemuk, Russell, juga menggemaskan kalau lihat tingkahnya! Belum lagi burung yang suaranya aneh seperti orang sedang sendawa. Hehe..So, you must go see it guys! Kalau sudah nonton jangan lupa comment disini yaa.. :)

REVIEW FILM : GARUDA DI DADAKU

| komentar



Garuda di Dadaku bercerita tentang seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) yang mempunyai impian masuk timnas U-13 Indonesia, namun sayangnya keinginannya ini ditentang keras oleh kakeknya yang kolot, Pak Usman (Ikranagara). Tapi dibantu oleh temannya Heri (Aldo Tansani) yang juga pecinta sepak bola, Bayu akhirnya berhasil bertemu dengan pelatih sepakbola dan lolos uji seleksi timnas. Yaa pokoknya inti ceritanya begitulah, si Bayu ini harus berjuang sekuat tenaga untuk membuat mimpinya menjadi pemain sepak bola hebat tercapai, meskipun banyak halangan yang harus dihadapi.


Komentar : Suatu hari di tahun 2009 sepupu saya yang boleh dibilang lagi “kelebihan” duit mengajak saya dan adiknya untuk nonton film Garuda Di Dadaku di Cinema21 yang berlokasi di bilangan Setiabudi Jakarta Selatan.  Back to film, ceritanya filmnya memang klise yaa, tentang seorang anak yang mempunyai impian dan berusaha mewujudkan mimpinya itu. Tapi filmnya ringan, enak ditonton, cocok buat seluruh keluarga ! Cara penyajiannya pun tidak ‘kampungan’, pengambilan gambar dalam film ini juga bagus. Sutradaranya, Ifa Isfansyah saya dengar-dengar baru menyelesaikan study di Korea Selatan, mungkin hal ini juga yang membuat film ini terasa ada sentuhan drama Korea-nya sedikit, bumbu komedinya juga sukses membuat saya tertawa. Menurut saya film ini memiliki deretan pemain yang pas sekali dengan karakter yang dibawakan, lalu kembali ke masalah pengambilan gambar yang mantap, didukung dengan soundtrack yang sesuai, beberapa sindiran kepada pemerintah yang cukup 'nyentil', dan unsur komedi yang berhasil memberi nilai lebih. Bicara soal nilai lebih, pasti ada kekurangannya juga, ya kalau cuma kekurangan kecil saja sekiranya tak perlu saya bahas disini (adegan iklan shampoo Lifeb*uy ya dimaklumi saja), insan perfilman Indonesia bisa memproduksi film bagus dan enak ditonton seperti ini saja saya sudah senang sekali. Lagipula tadi sewaktu nonton film ini, emosi saya berhasil dibuat naik turun, dari mulai tertawa, terharu, sedih, campur aduk! Padahal biasanya saya paling malas nonton film Indonesia, soalnya sering rugi, tak ada isinya (hampir) semua. Tapi satu hal yang perlu diketahui, jangan terlalu berharap banyak untuk porsi sepakbolanya, karena memang sedikit sekali. Dari yang saya dengar para pecinta sepakbola yang awalnya mengira kalau film ini 'bola banget' malah kecewa. Karena ya memang ini film keluarga, namun didukung dengan tema sepak bola, jadi lebih menitikberatkan pada unsur drama dibanding sepak bola itu sendiri. Buat yang suka malas nonton film Indonesia (saya termasuk salah satunya nih!), coba dulu deh nonton film ini, dijamin menghibur kok, lagipula bagus kan jadi sekalian bisa meningkatkan rasa..hmm.. nasionalisme kita yang sudah mulai karatan. Kalau tahun 2008 kita ada Laskar Pelangi, 2009 so far Garuda di Dadaku masih jadi juaranya! :)

REVIEW FILM : ICE AGE III DAWN OF THE DINOSAURS

| komentar



Kali ini Ice Age mengambil tema Dawn of the Dinosaurs, bercerita tentang Manny dan Ellie yang bersiap untuk menunggu kelahiran anak pertama mereka. Namun teman-teman Manny, Diego dan Sid merasa kalau mereka sudah tidak terlalu dibutuhkan oleh Manny, karena sudah pasti Manny akan lebih memprioritaskan anaknya kelak. Diego memutuskan untuk pergi dan bertualang sendiri. Sedangkan Sid secara tidak sengaja menemukan 3 buah telur yang akhirnya ia bawa pulang dengan niatan untuk menjadi induk dari telur-telur tersebut. Akan tetapi ternyata telur yang dibawa Sid itu adalah telur dinosaurus! Kelanjutannya yaa so pasti induk asli dinosaurus tersebut datang mencari anaknya yang diambil oleh Sid, akibatnya Sid pun ikut disandera, lalu teman-teman Sid memutuskan untuk mencari temannya yang diambil oleh dinosaurus! Berhasilkah Manny dan Diego menyelamatkan Sid?

Komentar : I love Ice Age! Saya nonton animasi ini dari mulai yang pertama sampai yang ketiga ini, menurut saya Ice Age adalah satu dari sekian banyak animasi yang berhasil mengusung tema 'smart jokes'. Bayangkan saja hanya dengan seekor Scratte yang mati-matian mengejar kenari saja kita sudah berhasil dibuat tertawa sampai sakit perut! Tingkah polah Scratte yang kocak berhasil membuatnya diingat oleh para penonton Ice Age, padahal karakternya sendiri tidak mempunyai dialog, hanya mengerat saja. Hebat kan! Karakter yang lain juga selalu saya ingat, seperti Manny si Mammoth yang tadinya angkuh dan merasa jadi binatang paling hebat karena ukuran tubuhnya yang besar, lalu Diego si macan yang tadinya gahar tapi menjadi baik hati, lalu ada si kukang Sid dengan ketololan dan kepolosannya yang super adorable! Btw, sekarang Scratte sudah tidak sendiri lagi lho, dia juga bertemu sama pujaan hatinya disini, pokoknya dijamin anda tertawa saat melihat tingkah lucu Scratte! Bayinya Manny juga lucu banget lho, penasaran kan? Persahabatan hewan-hewan jaman es ini memang seru dan asik untuk ditonton, apalagi oleh seluruh keluarga. Silahkan ditonton ya guys... 

Adu Kecanggihan HP

| komentar

Adi: HP bapakku uda 3.5G lho. Jadi video call ga putus-putus lagi.
Budi: masi 3.5G, HP bapakku uda 4G. Bluetoothnya radius 5km.

Adi ga mau kalah
Adi: HP bapakku tahan air.
Budi: HP bapakku tahan api.

Ke-2 anak ini mulai aneh
Adi: HP bapakku ada TVnya, bisa nonton.
Budi: Ah, pasti siaran lokal. HP bapakku banyak channelnya, soalnya pake Indovision, Telkomvision & Astro.

Adi: HP bapakku ada rodanya, kayak mobil gitu. Wekkkk
Budi: Jangan bangga dulu, HP bapakku ada pompa bensinnya. Pasti kalian isi bensin di HP bapakku.

Adi: HP bapakku ada garasinya, kemarin aja masukin mobil ke HP bapak, bukan ke garasi.

Budi: Lebih hebat lagi HP bapakku, ada ruang tamunya. Kemarin ada acara arisan, diadain di HP bapakku. Wekkkkkk

Adi: HP bapakku bisa terbang, besok kami mau pergi ke Singapore, naik HPnya bapak.

Budi: Iiihhh, HP bapakku ada bandaranya. Aku yakin, kalian pasti mendarat di HP bapakku.

Adi: HP bapakku pernah dapat juara nasional. Juara Catur!
Budi: Nasional aja bangga, HPnya bapakku pernah juara internasional, juara olimpiade, angkat besi.

Adi: Lebih hebat ya tapi HP bapakku juga dingin lho, ada AC-nya.
Budi: Grrrrrrrr udah dek, kita tidur aja. Besok pagi sekolah.

( NB : Adi dan Budi adalah abang adik, alias 1 bapak. Padahal HP bapaknya Nokia 5110 jaman dinosaurus masih naik sepeda )
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. CerPenDi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template