Film dibuka dengan pengenalan
tokoh utama, Yuda (Iko Uwais) yang siap meninggalkan tanah
kelahirannya karena mengikuti tradisi merantau yang harus dijalankan setiap
laki-laki di Minangkabau, Sumatra Barat. Dengan modal silat Harimau yang
dikuasainya, akhirnya Yuda pergi merantau ke Jakarta meninggalkan ibunya, Wulan (Christine
Hakim) dan kakaknya, Yayan (Donny Alamsyah). Namun hidup
di Jakarta tidaklah semudah yang Yuda kira, ia terlunta-lunta tidak mendapat
tempat tinggal dan pekerjaan. Lalu nasib mempertemukannya dengan seorang anak
yatim piatu bernama Adit (Yusuf Aulia) dan sang kakak yang
bekerja sebagai penari bar, Astri (Sisca Jessica). Ketika Astri
terlibat masalah karena akan menjadi korban perdagangan perempuan, Yuda pun
tidak tinggal diam. Keahlian silatnya dipergunakan untuk menyelamatkan kedua
kakak beradik tersebut.
Komentar : Tadinya saya pikir, film apaan nih? Kok judulnya ‘nggak
banget’, Merantau (walaupun saya sendiri adalah seorang perantau he..he..).
Tapi setelah baca review dan ulasannya, saya malah jadi penasaran
seperti apa film ini jadinya nanti. Merantau mengangkat tema yang jarang sekali
diangkat yaitu tentang bela diri tradisional Indonesia, Pencak Silat Harimau
yang berasal dari Sumatra Barat. Lebih istimewanya lagi, Merantau disutradari
oleh Gareth Evans yang berasal dari Inggris. Gareth Evans adalah seorang
penulis dan sebelumnya sudah pernah menyutradarai sebuah film dokumenter
tentang pencak silat di Indonesia. Menurut saya film ini bagus, dengan
durasinya yang termasuk panjang sekitar 2 jam lebih, tapi tidak membuat saya
bosan. Meskipun di awal film alur ceritanya agak lambat, tapi mulai tengah
menuju akhir, film ini mulai menunjukkan keseruannya. Iko Uwais sang pemeran
utama, meskipun belum pernah bermain film layar lebar sebelumnya, tetap
memperlihatkan aksi yang menawan. FYI, Iko ini benar-benar atlit
pencak silat dari perguruan Tiga Berantai lho! Maka dari itu mungkin hal ini
juga yang membuat adegan berantem dalam film terlihat alami. Semua casts di film ini menurut saya pas
dengan porsinya masing-masing, mulai dari Christine Hakim yang meski hanya
muncul sebentar tapi pesonanya luar biasa, lalu Sisca Jessica yang sukses
memperlihatkan emosinya dalam film ini, masih banyak lagi. Banyak yang
menyangka kalau film ini hanya akan mengedepankan sisi action atau silatnya saja, padahal sisi dramanya juga ada lho! Di
akhir cerita malah perasaan saya ikut terharu terbawa suasana film. Penasaran?
Jangan ragu untuk nonton deh! Memang masih belum sempurna kalau dibanding sama
film-film action versi Hollywood, tapi sudah jauh
lebih baiiiiikkkkk dibanding film laga Indonesia sebelumnya, JAUH! Sayang,
sutradaranya bukan orang Indonesia, jadi kita belum bisa terlalu bangga. Tapi
tak apalah, ini bisa jadi langkah awal dan motivasi untuk para sutradara lokal
supaya semakin banyak membuat film bermutu dengan tema beragam. Jangan cuma horror
atau film jual dada dan paha yang tak penting sama sekali. :)
Posting Komentar